Menelusuri Jejak Bangunan Misterius Gereja Ayam

Menelusuri Bangunan Misterius Gereja Ayam



Rasa penasaran terhadap sebuah bangunan misterius di Desa Gombong, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, membawa sejumlah wisatawan menyusuri jalan setapak ke Bukit Menoreh.

KompasTravel termasuk yang ingin menuntaskan rasa penasaran sejak bangunan yang tak selesai itu ramai diperbincangkan di media sosial, bahkan dipublikasikan di sebuah media internasional terkemuka.

Orang-orang menyebut bangunan itu dengan sebutan "Gereja Ayam" karena desain bangunannya mirip seekor ayam lengkap dengan ekor dan kepalanya. Padahal, menurut cerita pembuatnya, bangunan itu justru meniru bentuk seekor burung merpati.

Setelah selesai memotret sunrise di Bukit Punthuk Setumbu, KompasTravel kemudian menyusuri jalan setapak ke arah Menoreh. Puncak menara "Gereja Ayam" yang terlihat dari Punthuk menjadi patokan.

Perjalanan sekitar 20 menit di antara pepohonan yang rindang dengan variasi trekking menurun dan mendaki menjadikan perjalanan pagi itu terasa menyehatkan. Bangunan "Gereja Ayam" berdiri di area yang sangat strategis di salah satu punggung Bukit Menoreh.


Jika dilihat dari udara, bangunan itu menyerupai burung raksasa yang sedang berada di tengah hutan. Di sekitarnya masih terdapat pepohonan yang rindang dan belukar yang cukup banyak sehingga membuat udara pagi itu terasa sejuk.

Saat tiba di "Gereja Ayam", puluhan wisatawan telah lebih dulu tiba. Semuanya ingin menuntaskan rasa penasaran mereka.

"Ini sebenarnya merupakan rumah doa bagi siapa saja," ujar Yono (60), yang bertugas menjaga pintu masuk ke dalam bangunan, pagi itu.

Yono memungut tarif masuk seharga Rp 5.000 bagi setiap pengunjung yang ingin masuk dan menjelajahi bagian dalam "Gereja Ayam", termasuk memanjat hingga ke bagian puncak menaranya. Bagian utama dari "Gereja Ayam" itu adalah sebuah aula yang berukuran sangat besar dan tidak diisi oleh perabot apa pun.

Terlihat beberapa pengerjaan lantai sedang dituntaskan. "Gereja Ayam" sempat terabaikan dan menjadi kumuh karena pemilik bangunan, Danie Alamsjah, kehabisan dana untuk menyelesaikan bangunan ini pada tahun 2000.

Menurut Yono, Daniel mendirikan bangunan itu karena mendapat mimpi untuk mendirikan bangunan doa di atas sebuah bukit. Dia lalu membeli sepetak tanah di Bukit Menoreh dan mulai mewujudkan impian tersebut.

Walau terhenti karena persoalan dana, "Gereja Ayam" sempat dijadikan pusat rehabilitasi para pencandu narkoba. Kini, situasi di sekitar "Gereja Ayam" telah berubah. Warga telah membuat akses jalan yang dibeton menuju ke lokasi bangunan.

Baca Juga : 

Mereka juga menyediakan lahan parkir dan memperoleh keuntungan dari menjual minuman dan makanan karena pengunjung yang ramai berdatangan. Di bawah aula terdapat beberapa ruangan tidur yang dilengkapi dengan kamar mandi. Ada juga ruangan lainnya.

Pengunjung harus melengkapi diri dengan senter untuk masuk ke dalam ruangan yang gelap tersebut. Menaiki puncak menara merupakan pilihan yang tepat untuk melihat pemandangan di sekitar Bukit Menoreh. Sawah terbentang di kejauhan, dan beberapa perbukitan menjadi semacam benteng alam. Candi Borobudur pun terlihat di kejauhan.

Wisatawan juga dapat berlama-lama di halaman "Gereja Ayam" sambil menikmati suasana alam yang sesekali diselingi berbagai suara burung. Akhir pekan dan waktu libur, lokasi "Gereja Ayam" sangat ramai didatangi pengunjung. Semuanya ingin menuntaskan rasa penasaran terhadap cerita misteri yang beredar, dan ternyata tak seangker ceritanya.

Dua Kerangka Manusia Purba Ditemukan di Goa Pawon Bandung

Dua Kerangka Manusia Purba Ditemukan di Goa Pawon Bandung 



Para peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung kembali menemukan 2 kerangka manusia purba di Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2000, total telah ditemukan 7 kerangka manusia purba zaman mesolitik  di lokasi yang sama.

Ketua penelitian Balar Bandung Lutfi Yondri menjelaskan, dua kerangka manusia purba ditemukan oleh tim peneliti pada Senin 20 Maret 2017 dan Selasa (21/3/2017). Penemuan dua kerangka manusia purba kali ini diprediksi lebih tua dari temuan-temuan sebelumnya. 

"Dua kerangka manusia purba kali ini kemungkinan lebih tua dari penemuan sebelumnya, karena lokasinya lebih dalam dari penemuan sebelumnya. Dulu sekitar 1,6 meter, kalau sekarang masing-masing 2,45 meter dan 2,3 meter," terang Lutfi.

Lutfi melanjutkan, jika temuan-temuan kerangka manusia purba sebelumnya antara kisaran 5600-9000  tahun lalu, maka temuan kali ini bisa lebih tua dari temuan-temuan sebelumnya. Semua temuannya tersebut berasal dari kerangka manusia purba zaman mesolitik.

"Kerangka manusia purba ini masuknya zaman mesolitik, ciri-cirinya mereka tinggal di goa-goa dan ditemukannya alat-alat dari tulang-tulang dan serpihan yang mereka pakai," katanya.

Lutfi mengatakan, dari total 7 temuan kerangka manusia purba sejak penggalian yang dimulai tahun 2000, pihaknya telah berhasil mengidentifikasi berdasarkan jenis kelamin untuk masing-masing kerangka. Di antaranya 3 individu kerangka berjenis kelamin laki-laki, 1 perempuan dan 1 belum teridentifikasi

Lembah Napu Atau Lembah Bada Situs Megalit yang Memukau Dunia

Lembah Napu Atau Lembah Bada Situs Megalit yang Memukau  Dunia


Lembah Bada atau dikenal dengan Lembah Napu, merupakan situs megalitik yang terletak di Taman Nasional Lore Lindu, Poso, Sulawesi Tengah.

Dari ratusan Megalit batu besar yang menjadi tanda utama keberadaan tradisi megalitik-- pahatan tersebut, 30 di antaranya menggambarkan bentuk manusia.

Megalit di Lembah Bada ditemukan pertama kali pada 1908. Walaupun penemuan tersebut sudah berlangsung lebih dari 100 tahun, namun hanya sedikit hal yang diketahui tentang obyek itu, salah satunya tentang kapan patung batu itu dibuat.

Beberapa orang berspekulasi bahwa batu-batu tersebut dipahat sekitar 5.000 tahun lalu, sedangkan lainnya menduga megalit itu dibuat sekitar 1.000 tahun silam.

Sementara itu, beberapa orang lainnya menduga bahwa batu tersebut masih berhubungan dengan budaya megalitik di Laos, Kamboja, dan beberapa wilayah di Indonesia pada 2.000 tahun lalu.

Dikutip dari Ancient Origins, Senin (6/6/2016), hingga saat ini tak diketahui siapa yang membuat megalit Lembah Bada. Meskipun terdapat dugaan bahwa batu itu dibuat oleh budaya yang membuat megalit di tempat lain di Asia Tenggara, namun megalit di Lembah Bada tergolong unik.

Hal tersebut memunculkan dugaan bahwa peninggalan itu dibuat oleh kebudayaan berbeda. Namun hingga saat ini tak ada orang tahu kebudayaan mana yang membuatnya.


Teka-Teki Tujuan Pembuatan Megalit
Tujuan dibuatnya megalit tersebut juga belum diketahui pasti. Masyarakat lokal percaya bahwa batu itu dulunya digunakan untuk melakukan pemujaan terhadap leluhur.

Tak hanya itu, para penduduk juga mempunyai kisah tentang asal-usul terbentuknya megalit tersebut. Sebuah cerita mengatakan bahwa terdapat megalit bernama Tokala'ea yang dulunya merupakan pemerkosa, akhirnya dikutuk menjadi batu.

Sementara itu, terdapat cerita tentang megalit lain bernama Tadulako. Masyarakat mengatakan bahwa dulunya Tadulako dikenal sebagai penjaga desa, namun setelah mencuri beras ia dikutuk menjadi batu.

Cerita lain mengaitkan megalitik dengan pengorbanan manusia. Beberapa orang juga percaya bahwa batu tersebut dimaksudkan untuk menangkal roh jahat, sementara yang lain mengklaim bahwa benda tersebut memiliki kekuatan supranatural dan mempu menghilang atau berpindah tempat.

Terlepas dari tujuan asli mereka, batu yang digunakan untuk mengukir patung tersebut tak ditemukan di tempat lain di dekat daerah tersebut.

Hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa orang-orang pembuat patung tersebut memiliki semacam organisasi sosial yang memungkinkan mereka untuk melakukan proyek semacam itu.

Beberapa orang berdiri di depan sebuah patung megalitik pada 1930-an (Tropenmuseum)
Pahatan pada megalit tersebut juga dideskripsikan minimalis. Tokoh tersebut biasanya digambarkan memiliki kepala besar dengan tubuh tanpa lekukan serta tanpa kaki. Pada bagian wajah, biasanya digambarkan dengan mata bulat dengan garis tunggal yang merepresentasikan alis, pipi, dan dagu.

Sebagian besar patung tampak berdiri sendiri, namun ada beberapa yang ditempatkan secara berkelompok.

Kalamba Membingungkan
Selain dikenal akan patung-patungnya, Lembah Bada juga dikenal akan Kalambanya, yakni tangki melingkar yang dipahat dari sebuah batu besar.

Kalamba dapat ditemukan di beberapa tempat di Lembah Bada dan memiliki bentuk serta ukuran bervariasi. Beberapa memiliki satu lubang di tengahnya, sementara lainnya memiliki dua lubang.

Menurut kepercayaan lokal, Kalamba digunakan sebagai bak berendam untuk para petinggi atau raja. Sementara yang lainnya menduga bahwa benda tersebut dulunya digunakan sebagai peti mati atau tangki air.

Tutup terbuat dari batu sering ditemukan di dekat Kalamba, dan muncul dugaan bahwa benda tersebut digunakan untuk menutupi Kalamba sehingga tak mungkin digunakan sebagai bak berendam.

Dibalik berbagai macam spekulasi, hingga kini belum diketahui secara pasti detail tentang siapa, kapan, dan tujuan dibuatnya megalit tersebut.

Berkunjung Ke Toraja Wisata Mistis Dan Instagenic di Makam Lemo

Berkunjung Ke Toraja Wisata Mistis Dan Instagenic di Makam Lemo


Makam memang tak jauh dari kata mistis. Tapi di Toraja, makam bukan cuma mistis tapi instagenic.

detikTravel mendapat kesempatan dari Kememterian Pariwisata untuk berkunjung ke Toraja, baru-baru ini. Salah satu makam yang jadi obyek wisata adalah Lemo di Desa Lemo.

Desa ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Kota Makale. Sebuah plang bertuliskan Obyek Wisata Lemo juga sudah terpampang di pinggir jalan.

Lemo menjadi salah satu makam yang ada di Toraja. Berbentuk bukit dan penuh boneka kayu, makam ini terlihat mistis dan instagenic secara bersamaan.

Di depan gerbang Lemo traveler harus membayar tiket sebesar Rp 10.000 per orang. Di sambut dengan beberapa toko suvenir, traveler bisa mampir membeli kerajinan tangan asli buatan pengrajin.

Berbeda dengan Kete Kesu, makam di Lemo tidak digantung tapi di masukkan ke dalam tebing. Tebing akan dipahat menjadi liang dengan bentuk kotak dan diberi pintu. Harga satu makam Rp 100 juta lho!

Boneka-boneka kayu di depan pintu makam seakan bertugas menjaga kuburan. Warna pakaian boneka yang warna-warni membuat makam terlihat cantik tapi juga seram.


Persis dibawah makam tergeletak beberapa keranda cantik. Memiliki atap seperti tongkonan, keranda ini nampak instarammable untuk di foto. Walau pun kenyataannya keranda digunakan untuk membawa peti.

Peti dan hiasan bunga juga letakkan begitu saja di bawah tebing atau di samping keranda. Peti yang terlalu besar tidak akan dibawa masuk ke liang makam. Ini biasa terjadi pada mayat yang dikirim dari luar Toraja.

"Biasanya keluarga yang merantau dan ingin dikuburkan di sini. Peti yang kebesaran tidak dibawa masuk ke dalam kuburan," kata Didi, salah satu pengrajin yang tinggal di Lemo.

Rasa lelah karena tangga yang naik turun akan hilang begitu lihat sisi berlawanan dari makam. Sawah luas dan hijau akan memanjakan mata traveler.

Pohon-pohon rindang akan memayungi traveler selama treking. Kursi-kursi kayu juga sudah disiapkan untuk beristirahat.

Makam ini masih berdekatan dengan rumah warga desa. Menurut mereka suasana makam akan terasa 'sesuatu' ketika ada seseorang yang baru dikuburkan di situ.

Tips Memilih Kostum Biar Tetap Stylish dan Nyaman Bagi Hijaber Yang Mau Naik Gunung

Tips Memilih Kostum Biar Tetap Stylish dan Nyaman Bagi Hijaber Yang Mau Naik Gunung



Mendaki gunung digemari oleh para hijabers. Berikut tips yang bisa disimak hijabers yang ingin tampil stylish, tapi tetap aman dan nyaman saat naik gunung.

Aktivitas mendaki gunung memang tidak mudah. Banyak perlengkapan yang harus dibawa sembari mendaki hingga ke puncak. Tapi di luar itu, berbagai aktivitas seru bisa dilakukan di gunung misalnya foto-foto.

Kini cukup banyak traveler berhijab yang mengunggah foto kece di gunung. Nah, bagaimana caranya agar tetap cantik dan stylish buat foto-foto saat naik gunung? Siska Kusmayanti (24) dan Resti Fitria Pramandani (25), hijabers yang hobi mendaki pun berbagi tips dengan detikTravel via telepon.

Mereka cukup eksis di Instagram dengan akun @siska_kusmayanti yang followers-nya kini telah mencapai 145 ribu, serta akun @restipramandani dengan followers lebih dari 65 ribu. Kebanyakan yang diunggah ada foto kece saat naik gunung.

Dirangkum detikTravel, Kamis (16/3/2017), berikut tips memilih pakaian stylish namun tetap aman dan nyaman buat naik gunung:

1. Mix and match kerudung

Tak perlu repot membawa banyak kerudung saat mendaki. Yang penting traveler harus bisa mix and match agar tetap terlihat kece ketika difoto. Untuk itu, silakan memilih kerudung yang warnanya sesuai dengan baju atau celana.

"Jilbabnya biasanya disesuain sama warna baju atau celana," kata Chika.

Kemudian bisa juga memilih satu kerudung yang punya dua motif. Dengan begitu bisa mengurangi barang bawaan, tapi tetap terlihat seperti membawa kerudung berbeda di gunung yang sama.

Kalau ingin yang simpel juga bisa memilih warna netral, seperti hitam, coklat. Jadi bisa terlihat pas dengan warna baju apa saja.

"Aku lebih seneng warna gelap. Kalau gelap bisa masuk ke mana saja," ujar Resti.



2. Pilih baju yang menyerap keringat

Untuk bajunya, selain penting untuk memadu padankan warna dengan kerudung, kaos berbahan katun menjadi pilihan oke karena mudah menyerap keringat. Begitu pula yang bahannya dry fit seperti jersey.

"Bajunya itu tadi yang berbahan sintetis, bahan dry fit, seperti kaos berbahan jersey enak buat trekking," tutur Chika.

Setelah kaos, luarannya juga bisa pakai flanel atau jaket. Senyamannya traveler saja.

"Biasanya pakai kaos pendek terus pake flanel panjang. Biasanya juga kaos pendek didobel manset gitu," kata Resti.

3. Jangan pakai celana jeans

Kalau mau nyaman dan stylish tak harus pakai jeans. Selama mendaki gunung penggunaan jeans kurang disarankan. Lebih baik mengenakan celana berbahan spandek atau nylon yang mudah kering dan menyerap keringat.

"Kalau mau nyaman itu nggak boleh celana jeans. Celana jeans kalau basah susah kering. Memilih celana biasanya kalau naik gunung terbuat dari bahan spandek atau nylon, mudah menyerap keringat sama ringan juga. Kargo juga bisa," jelas Chika.

Selain bahan tersebut, celana kanvas juga bisa menjadi pilihan. Celana bahan ini digemari oleh Resti buat naik gunung.

"Celana bahannya kanvas, celana lapangan enak banget dipakai. Memang kalau basah susah kering, tapi kalau dipakai buat aktivitas nggak nyusahin, bisa bebas gerak," tutur Resti.

4. Pakai aksesoris yang mudah dibawa

Selain kerudung, pakaian dan celana, ada kebutuhan lainnya yang penting buat tampil kece saat foto. Tapi tentunya dipilih yang mudah dibawa dan berguna pula selama pendakian. Contohnya kacamata, topi hingga buff.

Sarung tenun khas dari berbagai daerah di Indonesia pun banyak dikenakan saat foto-foto. Motifnya kebanyakan unik dan makin memperindah penampilan kamu.

Aksesoris seperti gelang juga menarik dikenakan dan tak sulit dibawa. Yang penting jangan mengenakan aksesoris secara berlebihan.

5. Kenakan alas kaki waterproof

Satu lagi yang tak boleh terlupa adalah memilih alas kaki yang nyaman. Selain memilih alas kaki dengan warna yang match dengan pakaian, jenis yang dikenakan harus sesuai untuk aktivitas mendaki.

"Tentang alas kaki, untuk safety first yang paling utama pakai sepatu, usahakan waterproof. Kalau lagi musim hujan selain melindungi juga bikin kaki anget," jelas Resti.

Saat hujan agar kaki nyaman juga bisa ditambah pakai gaiter waterproof alias pelindung kaki. Sedangkan sandal juga dapat menjadi opsi jika keadaan kaki sudah tak nyaman pakai sepatu.

"Kalau sandal aku jarang pakai, tapi selalu bawa. Baru aku pakai kalau sudah terpaksa banget, kaki lecet atau sepatu basah sampe ke dalam-dalam," pungkasnya.

Nah kalau pakaian dari ujung kepala sampai ujung kaki sudah oke, tinggal memilih latar dan kamera atau ponsel mumpuni buat foto. Lalu biar makin eksis, bisa diunggah ke media sosial seperti Instagram. Selamat naik gunung.

Kapal Pesiar MV Caledonian Sky Menabrak Terumbu Karang Sepanjang 13.522 M di Perairan Raja Ampat

Kapal Pesiar MV Caledonian Sky Menabrak Terumbu Karang Sepanjang 13.522 M di Perairan Raja Ampat


Area kerusakan terumbu karang di perairan Raja Ampat, Papua Barat, oleh kapal pesiar MV Caledonian Sky semakin luas. Hal ini berdasarkan pendataan yang diambil langsung oleh tim penyelam gabungan di lokasi kandasnya kapal tersebut.

Dirjen Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Karliansyah mengatakan ada perbedaan data dari hasil yang diambil tim pada awal kejadian dengan data terakhir yang diambil beberapa hari lalu.

"Tim kita sudah melakukan pendataan. Ada perbedaan angka memang, tapi nanti kita diskusikan di Kemenko Maritim. Tapi tentu saja, bisa dilihat secara jelas di lapangan," kata Karliansyah saat berbincang di atas kapal navigasi KN Kofiau yang berlabuh di perairan Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (16/3/2017).

Hasil terakhir yang dihimpun oleh tim gabungan, tercatat luas wilayah terumbu karang yang rusak mencapai angka 13.522 meter persegi. Hal ini berbeda jauh dengan angka sebelumnya, yakni 1.600 meter persegi.


"Dari hasil (pendataan) terakhir, penghitungan sementara, itu ada 13.522 meter persegi (yang rusak, red), jauh dari hasil sebelumnya yang hanya 1.600 meter persegi. Ini yang hari ini didata lagi berapa luasan yang didapat nanti. Diukur kembali dari titik pertama sampai titik terakhir, lebarnya, itulah nanti datanya," katanya.

Saat ini tim gabungan kembali lagi melakukan penyelaman dan pendataan. Karliansyah tidak menyangkal jika ada kemungkinan hasilnya lebih luas dari 13 ribu meter persegi.

"Bisa jadi (lebih besar). Bisa jadi. Dari data-data yang mereka dapatkan, itu kan ada yang terbelah, patah, dan itu mereka kumpulkan jadi satu. Kemudian nanti dikalikan. Dan hasilnya itu tadi dapatlah 13.522 meter persegi. Jika ditanya apakah ada kemungkinan lebih luas lagi, bisa jadi," kata Karliansyah.
(jor/bag)

Lereng Gunung Tumpeng Gunungkidul Digegerkan Mata Air yang Keluar Dari Batu

Lereng Gunung Tumpeng Gunungkidul Digegerkan Mata Air yang Keluar Dari Batu 


Warga di lereng Gunung Tumpeng, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, geger pada Sabtu pekan lalu, 11 Maret 2017. Sebab di wilayah mereka yang merupakan tanah gersang dan penuh bebatuan, bahkan kerap kekurangan air, kini muncul sumber mata air.

Fenomena langka ini terjadi di lahan tegalan milik, Parno Suwito (65). Sumber mata air ini hingga Senin, 13 Maret 2017, masih mengeluarkan air.

Anak Parno, Partini (30) menuturkan, penemuan mata air ini berawal saat ayahnya sedang mencabuti rumput di sekitar ladang miliknya pada Sabtu pekan lalu. Tanah bekas di lokasi rumput yang dicabut itu mengeluarkan air. Penasaran, ia pun menelusuri dari mana air itu muncul.

"Airnya keluar dari dalam tanah secara tiba-tiba, meski sejak dulu di sekitar ladang tidak ada sumber air, ada sumur sih tapi agak jauh," ucap dia, Senin, 13 Maret 2017.

Ayahnya lalu mengetahui sumber mata air tersebut muncul dari balik bebatuan di pinggir ladang di bukit Gunung Tumpeng. Lalu ia pun mulai mengangkat bebatuan yang ada di bukit tersebut.

Setelah dicek, air kembali muncul dari bebatuan itu. Ayahnya menghitung ada sekitar tiga mata air, sehingga total mata air yang keluar dari dalam tanah ada empat.

"Ada tiga yang bisa diambil airnya, yang satu terus mengalir langsung ke tanah," kata Partini.

Partini mulai curiga dengan genangan air yang muncul di ladangnya. Apalagi di wilayahnya tidak ada hujan sejak beberapa waktu, tapi airnya masih terus menggenang. Ia dan ayahnya curiga jika ada sumber mata airnya.

"Ternyata memang betul kecurigaan saya, jika ada sumber mata air di ladangnya itu," ujar dia.

Temuan ini membuat ratusan warga sekitar berbondong-bondong mendatangi lokasi sumber mata air baru itu. Bahkan temuan sumber mata air ini membuat warga percaya air itu mampu memberikan kesembuhan. Air yang keluar pun terlihat bening dan terasa segar. Warga mengambil air itu menggunakan botol air mineral dan jeriken air.

"Sudah, sudah banyak warga yang datang ke lokasi sejak kemarin, mereka membawa pulang air tersebut. Katanya bisa menyembuhkan, tapi itu mungkin kepercayaan saja ya," Partini membeberkan.

Adapun salah seorang warga Wonosari, Adhitya Pratama mengaku sudah meminum air tersebut. Ia mengaku sebelumnya mengalami serak, namun setelah minum air dari sumber mata air itu sakitnya mulai berkurang.

"Awalnya hanya mampir, karena ada informasi air keluar dari dalam tanah. Saya mencoba, dan kebetulan pas enggak enak badan. Ternyata lebih baik. Entah karena airnya atau bukan," ujar dia.

Saat ini sumber mata air itu masih mengeluarkan air. Airnya sangat banyak karena terus mengalir, sehingga warga kesusahan karena ladangnya tidak dapat ditanami karena terendam air. Warga juga mengalirkan air yang terus menggenang di lokasi penemuan mata air di Gunungkidul.

Pendaki Dari Jepang Tersesat di Kampung Mistis Gunung Sibayak yang Penuh Bongkahan Emas

Pendaki Dari Jepang Tersesat di Kampung Mistis Gunung Sibayak yang Penuh Bongkahan Emas


Gunung Sibayak yang berada di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) menjadi salah satu destinasi wisata bagi para turis lokal maupun mancanegara. Gunung api yang menyuguhkan pemandangan indah ini ternyata juga menyimpan beragam misteri dan cerita mistis.

Tak sedikit para pelancong yang menantang adrenalin di atas gunung ini sering diganggu oleh penunggu gunung. Salah satu penghuni gaib yang dipercaya menjadi penghuni gunung ini adalah orang bunian. Bahkan, kabarnya ada salah satu pendaki yang tersesat dan memasuki perkampungan orang bunian di sekitar Gunung Sibayak.

Cerita mistis beberapa tahun lalu itu diceritakan oleh Era (24), warga sekitar yang membuka warung tepat di kaki Gunung Sibayak. Saat itu salah satu wisatawan asal Jepang nekat melakukan pendakian seorang diri tanpa bantuan pemandu.

Diduga karena melewati batas jalur pendakian, wisatawan tersebut akhirnya tersesat ke kawasan Gunung Sibayak yang jarang dilalui pendaki maupun warga. Karena tidak kunjung turun, warga setempat akhirnya meminta bantuan kepada tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Sumut untuk mencari keberadaan turis Jepang tersebut.

Selama beberapa hari pencarian, turis Jepang tersebut ditemukan di hutan belakang Gunung Sibayak. Kondisinya sangat lemas dan mengalami dehidrasi parah. Tim Basarnas pun langsung mengevakuasinya dan memberikan pertolongan pertama.

Saat diinterogasi, turis Jepang tersebut mengatakan bahwa dirinya mencoba melewati jalur yang belum banyak dilalui orang. Sampai akhirnya dia masuk ke perkampungan warga, namun tidak ada satupun yang menggubrisnya.

"Turis itu bilang kalau seluruh warga di kampung itu kakinya terbalik dan bertubuh kerdil. Dia tidak tahu itu adalah perkampungan makhluk halus," ujarnya kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Di dalam perkampungan tersebut, pendaki asal Negeri Sakura itu masuk ke dalam pasar tradisional dengan beragam aktifitas jual beli. Banyak makanan yang dijajakan di sana, mulai dari kue, daging, minuman, dan lainnya.

Karena merasa kelaparan, dia berusaha mengambil makanan dan minuman yang dijajakan pedagang. Anehnya, tidak ada satupun makanan yang bisa diraihnya. Para pedagang makanan tersebut juga seakan tidak melihat keberadaannya.

Menjelang malam hari, dia melihat ada pesta rakyat di perkampungan tersebut. Banyak warga yang menikmati hiburan malam hingga membakar api unggun.

Meskipun terkesan aneh, turis itu tetap tidak menyadarinya. Dia terus berjalan sampai ke aliran sungai di dalam hutan. Di sanalah dirinya ditemukan tim Basarnas dalam keadaan pingsan karena kelaparan dan dehidrasi.

"Untung saja turis itu tidak memakan makanan orang bunian. Kata orang terdahulu, jika kita makan, kemungkinan besar kita tidak akan kembali lagi," ungkap Era soal cerita mistis yang dialami turis Jepang tersebut.

Tidak hanya sosok orang bunian yang mengerikan. Dari cerita para pendaki Gunung Sibayak, banyak juga yang melihat penampakan wanita bergaun putih. Bahkan, kerapkali para pendaki gunung, khususnya pendaki wanita sering kesurupan dan bertingkah aneh.

"Biasanya yang sering kesurupan itu pasangan kekasih. Banyak yang sering melihat penampakan itu setelah melewati lorong dan menuju tikungan," ungkapnya.

Salah satu pendaki yang pernah kesurupan sempat dievakuasi di warung Era. Sebelum mendaki, ada tiga orang pasangan kekasih yang mendaki Gunung Sibayak. Saat melewati lorong, salah satu pasangan kekasih terlibat pertengkaran mulut.

Sesampainya di pelataran kawah belerang, kekasihnya hanya diam saja tanpa sepatah katapun. Saat ingin turun di sore harinya, sang wanita duduk sendirian sembari menangis sedih. Waktu diajak pulang, wanita tersebut malah mengajak ke arah hutan di belakang gunung.

"Wajahnya pucat sambil berkata 'aku mau pulang lewat sana, di sana rumah saya'. Padahal arah pulang berlawanan dengan jalan yang wanita itu tunjuk," ujar Era.

Teman-teman pendaki tersebut merasa ada keganjilan dari sikap wanita itu. Tiba-tiba, wanita itu langsung pingsan dan akhirnya dibopong oleh teman-temannya ke bawah kaki gunung.

Tak cuma itu, kisah mistis juga pernah dialami para pendaki saat mencari pendaki hilang di gunung ini. Saat berada di dekat kawah belerang Gunung Sibayak, tiba-tiba kawasan tersebut tertutup kabut tebal. Saat kabut menghilang, satu orang temannya menghilang. Saat dicari ke sana kemari, keberadaannya tetap tidak diketahui.

"Mereka lalu turun meminta pertolongan warga, orangtua korban juga diajak untuk mencari bersama-sama, namun tidak ditemukan," kata Era.

Keesokan harinya, para warga dibantu orang pintar langsung melakukan ritual melepas ayam ke kawah belerang Gunung Sibayak. Tak berapa lama, pendaki yang hilang tersebut langsung muncul di tempat ia terakhir kali berdiri.

"Dari pengakuan korban, dia tidak pergi kemana-mana. Hanya saja, saat dia memanggil teman-temannya, tidak ada yang mendengar. Bahkan dia juga memanggil orangtuanya, tapi dia seperti tidak terlihat," katanya.

Selain certia mistis, Gunung Sibayak juga memiliki cerita soal harta karun. Konon di gunung ini banyak harta karun dari peninggalan kerajaan di masa silam. Cerita ini pertama kali menyebar ketika salah satu warga menemukan bongkahan emas saat tengah membantu proses evakuasi kecelakaan helikopter di kawasan pegunungan.

Karena takut diambil orang, akhirnya warga tersebut menyembunyikannya di bawah batu. Namun, satu bulan kemudian warga tersebut kembali ke lokasi penemuan tersebut, bongkahan emas yang disembunyikannya sudah hilang. Padahal, kawasan tersebut sangat jarang dilalui warga maupun pendaki.

Cerita harta karun in ipun kemudian tersebar. Sampai akhirnya datang turis dari Jepang dengan membawa alat pendeteksi emas untuk mencari bongkahan harta karun di gunung tersebut.

"Sampai selesai pencarian, mereka tidak menemukan satu batang emaspun. Kita juga tidak pernah mendengar ada pendaki atau warga yang menemukan emas di atas sana," ujar Era.

Menurut cerita para sesepuh, dulunya Desa Semangat Gunung ini dihuni oleh raja yang kaya raya. Namun, napak tilasnya tidak ditemukan sama sekali dan hanya menjadi cerita dongeng di kalangan masyarakat setempat.

Ditegur Parkir Sembarangan Dua Truk di Kebumen Saling Adu Persis Adu Banteng Saling Dorong

Ditegur Parkir Sembarangan Dua Truk di Kebumen Saling Adu Persis Adu Banteng Saling Dorong


Video 'adu banteng' dua truk di jalan raya sedang ramai dibicarakan. Sebenarnya apa yang menyebabkan insiden itu terjadi?

Video ini ramai dibicarakan setelah diunggah di YouTube. Dalam video itu tergambar adegan 'adu banteng' dua truk di tengah jalan raya. Truk berwarna hitam terdorong mundur oleh truk biru.

Warga yang melihat kejadian terpaksa menyingkir. Mereka mencoba melerai dua sopir yang tampak penuh amarah, namun tidak digubris.

Setelah ditelusuri, diketahui insien itu terjadi pada Minggu (5/3) lalu. Insiden terjadi di jalan utama yang menghubungkan Karangsambung-Kebumen pada pukul 13.30 WIB.

Kapolsek Karangsambung AKP Kawan Panjaitan mengatakan insiden itu bermula saat dua sopir truk berpapasan di jalan. Sopir truk hitam bernama Aziz, sedangkan sopir truk biru Saduki.

Kedua sopir tersebut ternyata sudah saling mengenal. Saduki mengingatkan Aziz karena memarkir truk di jalur yang tidak semestinya. Sedangkan Aziz saat itu sedang akan menurunkan peralatan musik dari bak truk.

"Diingetin sama Saduki, Aziz malah marah. Bukan cuma marah, tapi bentak-bentak," ujar AKP Kawan ketika dihubungi, Kamis (16/3/2017).

Adu mulut antara Saduki dan Aziz terjadi dalam posisi samping-sampingan, masing-masing berada di ruas jalur yang berbeda dalam posisi berhadapan. Momen adu mulut ini membuat warga geram. Salah satu warga akhirnya merekam momen ini dengan mengambil video melalui ponsel miliknya.

"Ada warga yang geram dan mengambil video," kata AKP Kawan.

Tak selesai di adu mulut, Saduki dan Aziz lantas mengadu dua truk yang mereka sopiri. Kepulan asap terlihat dari dua mobil.

"Ada warga yang mencoba melerai dan meminta dilanjutkan saja ke polisi. Tapi Aziz nggak mau. Malah adu truk," kata AKP Wawan.

Setelah beberapa lama, akhirnya truk biru yang disopiri Saduki terdorong mundur sampai ke pinggir sawah. Tak lama kemudian, polisi mengamankan keduanya.

Dua sopir truk yang terlibat 'adu banteng' dua kendaraan mereka ternyata memiliki hubungan kekerabatan. Keduanya merupakan paman dan keponankan.

Saduki, sopir truk yang berwarna hitam merupakan paman dari Aziz, sopir truk biru. Kejadian yang terjadi pada Minggu (4/3) lalu bermula saat Saduki menegur Aziz karena sembarangan memarkir truk.

"Mereka masih keluarga. Hubungannya paman dan keponakan," ujar Kapolsek Karangsambung AKP Kawan Panjaitan kepada detikcom, Kamis (16/2/2017).

Ketangkap Basah Membobol Rumah Dua Pencuri di Mojosari Mojokerto di Massa Warga

Ketangkap Basah Membobol Rumah Dua Pencuri di Mojosari Mojokerto di Massa Warga


Dua pencuri menjadi bulan-bulanan warga setelah kepergok membobol rumah Sanali (55) milik pensiunan TNI AD di Dusun/Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Rabu (15/3/2017).

Dua pelaku yakni, Abdul Sani (29) dan Junaedi (40). Junaedi tewas dengan luka tembak di dada dan kening, sedangkan Sani kritis setelah dipukuli warga.

Korban Sanali mengaku sekitar pukul 10.00 Wib, istrinya, Siti Mukhlisah (49) memergoki salah seorang pelaku, Sani, asal Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalsel, keluar dari kamar pribadinya sembari membawa dompet milik istrinya. Terkejut dengan keberadaan orang asing itu, korban spontan berteriak "Maling!". Teriakan korban membuat pelaku kabur.

"Pelaku lari melalui pintu depan rumah saya, tapi sempat kesulitan membuka pintu. Kemudian dia membentak istri saya, untung tak sampai melukai istri saya," kata Sanali kepada wartawan di kantor Polsek Mojosari sambil mengatakan saat kejadian dirinya berada di belakang rumah.

Karena ketakutan, lanjut Sanali, istrinya memilih lari keluar rumah melalui pintu samping. Sementara pelaku kabur melalui pintu depan rumah yang tak terkunci. Namun, korban yang panik kembali meneriaki pelaku "Maling". Warga sekitar pun sempat kebingungan mencari pelaku, lantaran pelaku berjalan santai meninggalkan rumah korban.

"Kemudian pelaku satunya keluar dari gang sebelah rumah saya menjemput temannya menggunakan sepeda motor kabur ke arah utara, arah Desa Modopuro," ujarnya.

Melihat kedua pelaku kabur menggunakan sepeda motor Honda BeAT putih nopol L 5839 FG, warga sekitar melakukan pengejaran. Pelarian Sani dan rekannya, Junaedi alias Didik, asal Semampir, terhenti setelah dikepung warga di Desa Kedung Gempol, Kecamatan Mojosari yang berjarak sekitar 3 Km dari rumah korban. Massa yang emosi pun memukuli kedua pelaku.

"Setelah ditangkap warga, kedua pelaku dikeroyok warga. Kondisi pelaku Junaedi meninggal dunia akibat luka tembak di dada dan di kening, satu orang masih dirawat," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Budi Santoso di ruang jenazah RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari.

Budi menjelaskan, luka tembak yang dialami Junaedi akibat senapan angin milik warga. Menurut dia, identitas pelaku terungkap dari scan sidik jari menggunakan Mambis. Sementara Sani luka parah akibat dipukuli warga. Pelaku dalam kondisi kritis menjalani perawatan di RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari.

"Kami amankan barang bukti dompet korban berisi uang tunai Rp 545 ribu, ponsel korban, serta peralatan milik pelaku, seperti celurit, golok, sangkur, kubut dan tas hitam," terangnya.

Budi menambahkan, pelaku yang selamat sampai saat ini belum bisa dimintai keterangan. Pihaknya menduga, kedua pelaku merupakan komplotan spesialis pencurian di rumah kosong. "Kami berupaya mengungkap rekam jejak kedua pelaku ini di wilayah hukum Polres Mojokerto," tandasnya.

Kecamatan Boyolangu Tulungagung Diterjang Angin Puting Beliung Puluhan Rumah Rusak

Kecamatan Boyolangu Tulungagung Diterjang Angin Puting Beliung Puluhan Rumah Rusak


Puting beliung mengamuk di Desa Bono dan Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Satu rumah warga rata dengan tanah dan puluhan rumah lainnya rusak. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

"Yang rata dengan tanah rumah milik Haji Jono di Desa Serut," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung Nursono, Rabu (15/3/2017).

Rumah yang tinggal puing-puing ini sebelumnya disewakan. Saat insiden terjadi, tidak ada yang menghuni. Karenanya, tidak ada korban saat seluruh tiang dan atap rumah ambruk seluruhnya.

Menurut Nursono, peristiwa berlangsung cepat. Angin puting beliung datang bersama awan tebal. Melihat angin menerbangkan genting dan menggoyang atap rumah, warga sontak berhamburan keluar. Beberapa di antaranya menjerit ketakutan. "Angin datang dari arah barat daya," katanya.

Dari data yang dihimpun, puting beliung juga merusak 12 rumah di Desa Bono. Sebagian besar kerusakan terjadi pada genting dan atap rumah.

Nursono mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan. Hal itu mengingat cuaca ekstrem masih berlangsung dan tidak menutup kemungkinan terjadi puting beliung susulan.

Liburan Ke Pantai Glagah Tiga Siswa dan Guru SD Wonosobo Tewas Tenggelam

Liburan Ke Pantai Glagah Tiga Siswa SD Wonosobo Tewas Tenggelam  


Empat wisatawan yang tengah berlibur di Pantai Glagah, Kulonprogo pada Rabu (15/3/2017) siang, tenggelam ketika tengah mandi di muara Sungai Serang. Tiga korban diketemukan dalam kondisi tak bernyawa dalam kurun waktu yang berbeda. Satu korban lainnya berhasil diselamatkan dan dirawat tim medis.  

Tiga korban meninggal dunia adalah Muhammad Mahfud (12) siswa kelas 6 SD 2 Kaliwuluh, Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah. Satu korban lainnya adalah Sukristianto, guru tidak tetap (GTT) di SD tersebut yang merupakan warga Tlogowiro, Kapulogo, Kepil Wonosobo. Seorang lagi adalah Putra Kristanto, warga Cengkareng, Jakarta yang asli dari Tawangsari, Pengasih. Sedangkan korban selamat adalah Budi Santoso, warga Janturan Tawangsari, Pengasih yang merupakan kakak dari Putra Kristanto.

Musibah ini berawal saat 19 siswa dari SD 2 Kaliwuluh dengan didampingi oleh delapan guru tengah berlibur di Pantai Glagah, Kulonprogo. Rencananya mereka juga akan menikmati di Pantai Jatilawang, Purworejo. Menggunakan dua kendaraan minbus, rombongan ini tiba di Pantai Glagah sekitar pukul 13.00 WIB.

Awalnya para siswa ini hanya bermain di sekitar laguna Pantai Glagah. Namun ada yang mandi dan berenang di Muara Sungai Serang. Hingga akhirnya Muhammad Mahfud, terseret arus ke tengah. Melihat kejadian ini, gurunya Sukristianto bermaksud menolong dan ikut berenang. Dalam waktu bersamaan Putra Kristanto, dan Budi Santoso juga bermaksud menolong korban. Namun justru Sukristianto dan Putra ikut terseret dan tenggelam. Sedangkan Budi Santoso berhasil diselamatkan warga di sekitar setelah ditolong dengan menggunakan bambu. Budi selanjutnya dilarikan ke RS Rizky Amalia Medika Temon, untuk mendapatkan perawatan medis.

“Awalnya ada satu yang tenggelam, namun malah ada dua orang lagi yang bermaksud menolong ikut terseret dan tenggelam,” ujar Iptu Semiyoino, salah satu perwira dari Polres Kulonprogo, yang berada di Tempat kejadian.

Musibah inipun langsung dilaporkan kepada tim SAR Pantai Glagah yang berjaga tidak jauh dari lokasi kejadian. Petugas yang melakukan pencarian, akhirnya menemukan Sukristianto yang sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Tidak lama berselang petugas kembali menemukan Putra Kristanto yang juga sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Setelah dilakukan pencarian lebih dari lima jam, SAR Kulonprogo, bekerjasama dengan Basarnas Yogyakarta dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), akhirnya berhasil menemukan jasad M Mahfud.

Jasad korban ditemukan setelah tim dari Basarnas dengan tim selam melakukan pencarian di sekitar lokasi korban tenggelam. Jasad korban terjepit bronjong di Muara Sungai Serang yang merupakan pemecah gelombang.

“Kondisi sungai terlalu dalam, sekitar empat meter ini yang menyulitkan kami,” jelas Samsudin Koordinator SAR Satlimas Wilayah V, Kulonprogo.

Salah seorang guru Endang Sulistyowati mengatakan liburan ini merupakan salah satu kegiatan dalam ujian tengah semester. Salah satunya adaah refreshing bagi anak-anak disela kegiatan ujian. Namun justru ada musibah ini dan merenggut satu guru dan satu siswa belum berhasil diketemukan. “Tidak ada firasat sama sekali, awalnya hanya dipinggir saja,” ujar Endang.

Korban Muhammad Mahfud merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ririn dan Suyadi. Rekan korban Surohman terlihat cukup terpukul dengan tenggelamnya M Mahfud. Selama ini mereka cukup akrab, bahkan saat bermain di Pantai Glagah. “Tadi mandi disana, terus tenggelam,” ujar Surohman.

Almarhum KH Hasyim Muzadi Akan di Kebumikan di PonPes AlHikam Depok Jabar

Almarhum KH Hasyim Muzadi Akan di Kebumikan di PonPes AlHikam Depok Jabar


KH Hasyim Muzadi wafat pada Kamis 16 Maret 2017 sekitar pukul 06.00 WIB. Segenap kalangan kehilangan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini.

Hasyim Muzadi sebelumnya menjalani perawatan intensif di RS Lavalette, Malang, Jawa Timur karena diduga mengalami kelelahan. Setelah tiga hari menjalani perawatan, kondisi Hasyim Muzadi sempat pulih dan diminta beristirahat total. Hasyim Muzadi memilih menjalani istirahat total di kediamannya di kompleks Ponpes Al-Hikam, Jalan Cengger Ayam, Kota Malang.

Jenazah mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi rencananya dikebumikan di Pondok Pesantren Al Hikam 2 Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3/2017).

Saat ini, jenazah masih berada di dalam Masjid Al-Ghozali yang ada di komplek Pondok Pesantren Al Hikam, Kota Malang.
Sejumlah pelayat terus berdatangan untuk melakukan shalat jenazah anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.

Sesuai rencana, jenazah KH Hasyim Muzadi akan diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Abdulrachman Saleh, Malang ke Bandara Halim Perdana Kusuma dengan menggunakan pesatawat Hercules.

Setelah itu, jenazah akan dibawa ke Pondok Pesantren Al Hikam 2 Depok, Jawa Barat, untuk dilakukan prosesi pemakaman.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan menjadi inspektur upacara militer pemakaman Hasyim Muzadi.

"Dibawa pakai Hercules ke Halim. Kemudian dibawa ke Depok. Di sana akan ada upacara militer. Sesuai informasi yang akan jadi Irup Wapres," kata Wakil Wali Kota Malang Sutiaji di kediaman Hasyim Muzadi.

Sutiaji mengaku memiliki kesan tersendiri untuk sosok pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam itu. Salah satunya saat keduanya masih berkiprah di Nahdlatul Ulama (NU).

"Saya punya kedekatan ketika masih di NU. Saya sering berboncengan dengan beliau. Bahkan sempat jatuh berdua saat tanjakan," katanya.

Dua Anak Warga Banuaju Sumenep Nyaris Jadi Korban Penculikan Wanita Bercadar

Dua Anak Warga Banuaju Sumenep Nyaris Jadi Korban Penculikan Wanita Bercadar


Banyaknya isu penculikan anak sepertinya perlu diwaspadai orang tua dan keluarga. Sebab, di Sumenep, Madura, dua anak SD nyaris jadi korban penculikan. Dua korban warga Dusun Mani'an Desa Banuaju Timur Kecamatan Batang-Batang, yakni Khodi Ilyas (8) kelas dua dan Baisuni (12) kelas enam.

Peristiwa mengejutkan tersebut terjadi, Selasa (14/3) selepas pulang sekolah. Dua bocah tersebut menggantikan orang tuanya menjaga padi di sawah di Dusun Panggung Desa Banuaju Timur. Sawah yang dijaga kedua bocah tersebut berjarak sekitar 1 Km di sebelah utara rumahnya.

Saat asyik menjaga padi dari serangan hama atau burung, ada seorang perempuan bercadar hitam turun dari mobil dan menghampiri korban, Khodi Ilyas. Perempuan tersebut mengatakan agar korban tidak pergi kemana-mana karena banyak penculik anak. Kemudian perempuan tersebut pergi meninggalkan korban.

"Awalnya ada perempuan pakai cadar datang dan bilang awas jangan pergi jauh-jauh," jelas Khodi Ilyas di lokasi kejadian, Rabu (15/3/2017).

Tak berapa lama kemudian datang dua laki-laki langsung meringkus korban dari belakang. Satu pelaku memegang tangan korban, pelaku lain mendekap mulut korban sambil mengacungkan pisau.

"Mulut saya di tutup pakai tisu sambil mengacungkan pisau," tambah Khodi.

Dia pun berusaha berontak dengan menggigit jari tangan pelaku sambil menendang pelaku ke belakang, akhirnya tangan pelaku lepas dan korban langaung lari. Sedangkan teman korban, Baisuni, yang melihat korban mau diculik berusaha melempar batu ke pelaku menggunakan ketapel dan mengenai bagian wajahnya.

"Melihat Khodi dibawa, saya lempar menggunakan ketapel mengenai wajahnya," jelas Baisuni, teman korban.

Setelah lepas keduanya langsung lari ke arah selatan ke rumahnya. Sementara pelaku yang berjumlah tiga orang langsung kabur menggunakan mobil warna biru yang diparkir di pinggir jalan.

Sesampainya di rumah, Khodi tidak langsung menceritakan kepada orang tuanya karena masih ketakutan. Bahkan saat disuruh makan orang tuanya, korban tidak mau. Saat ditanya, korban juga enggan bercerita. Orang tua Khodi baru tahu, saat temannya, Baisuni bercerita panjang lebar ke bapak korban Mohammad Nuh (45).

"Anak saya itu tidak mau cerita, tapi temannya Baisuni yang cerita," kata Mohammad Nuh, saat mendampingi anaknya di sawah.

Sementara polisi belum bisa memastikan apakah pelaku murni penculik atau bukan. Sebab, warga sekitar tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut.

"Saat kejadian tidak ada warga yang mendengar ada teriakan anak-anak minta tolong," kata Kapolsek Batang-Batang AKP Sutrisno.

Namun pihknya mengaku sudah berkoordinasi dengan sekolah, tempat korban berlajar, agar waspada terhadap isu penculikan anak dan tidak mengizinkan anak atau siswa dijemput orang yang tidak di kenal.

Polisi juga mengimbau warga agar segera melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan, agar polisi bisa bergerak lebih cepat.

"Saya harap warga segera melapor jika melihat kejadian mencurigakan agar kami bisa bergerak lebih cepat," kata Sutrisno, usai memeriksa dan melakukan olah TKP.

Setelah kejadian tersebut polisi berjanji akan rutin melakukan patroli ke pelosok desa. Sebab, informasi adanya penculikan anak-anak tersebut sangat meresahkan para orang tua.

Mobil Pikap Berpenumpang 13 Wanita Ditabrak Kereta Api Probowangi di Perlintasan Baratan Jember

Mobil Pikap Berpenumpang 13 Wanita Ditabrak Kereta Api di Perlintasan Baratan Jember


Sebuah mobil pikap yang mengangkut 13 perempuan ditabrak Kereta Api (KA) di perlintasan KA Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember, Rabu (15/3/2017) sekitar pukul 16.12 WIB. Beruntung, sopir dan belasan penumpang pikap itu selamat. Hanya ada beberapa orang mengalami luka ringan, akibat berebut melompat dari pikap.

Pikap Daihatsu Zebra Jumbo Nopol P 7687 LM itu dikemudikan Suyono (53), warga Dusun Prasian, Desa Jatian, Kecamatan Pakusari. Menurut Suyono, dia baru saja menjemput 13 orang perempuan, yang bekerja di gudang tembakau tak jauh dari lokasi kejadian. Semua penumpang itu asal Desa Jatian, Kecamatan Pakusari.

"Saya bawa 13 penumpang semuanya perempuan. Yang 11 orang ada di belakang, yang dua ada di depan. Semuanya mau pulang ke Pakusari," jelas Suyono di lokasi kejadian. Saat akan melintas di perlintasan KA, Suyono mengaku palang pintu itu tidak ditutup. "Tanda-tanda kereta mau lewat juga tidak ada," sambungnya.

Karena itu, dia pun terus melaju melintasi rel KA. Namun saat posisi bodi kepala mobil di tengah, tiba-tiba palang pintu diturunkan. Yang lebih mengejutkan lagi, tiba-tiba mesin mobil pikap tersebut mati. Kemudian, Suyono dikejutkan teriakan dari semua penumpang dan mereka berebut melompat dari pikap.

"Setelah saya menoleh ke kiri, ternyata ada kereta sudah dekat dari arah utara," kata Suyono. Saat itu juga, Suyono dan dua penumpang di sampingnya berebut keluar. Setelah semua penumpang keluar, pikap itu akhirnya ditabrak KA Probowangi yang melaju dari arah Banyuwangi. Tabrakan itu, membuat pikap berwarna putih tersebut terseret beberapa meter dan kondisinya ringsek.

Sekitar 4 orang mengalami luka ringan dalam peristiwa ini. Mereka yang terluka karena terjatuh saat berusaha melompat dari pikap nahas tersebut. "Kemungkinan besar korban yang luka karena terbentur dan jatuh saat melompat. Semua korban kita bawa ke rumah sakit," kata petugas Polsek Patrang yang datang ke lokasi.

Suto (55) penjaga palang pintu, mengaku bahwa palang pintu itu sudah ditutup. "Tapi, mobil itu masih nerobos," ujar Suto. Dia pun menegaskan bahwa palang pintu itu bukan resmi dari KAI, melainkan swadaya masyarakat. Selama ini, Suto dan penjaga KA yang lain di lokasi tersebut, hanya mengandalkan jadwal yang dipasang di dalam pos penjagaan untuk menutup palang pintu.

"Tadi pas sebelum kejadian, kereta sudah memberikan tanda-tanda membunyikan klakson. Begitu (palang pintu) saya turunkan, mobil itu masuk dan berhenti di tengah," jelas Suto. Setelah itu, lanjut dia, palang pintu itu dibuka lagi. Namun ternyata, mobil sudah mati dan semua penumpang melompat ke luar dari mobil.