Keindahan Telaga Embun Diatas Bukit Gunung Api Purba Gunungkidul
Keindahan Telaga Embun Diatas Bukit Gunung Api Purba Gunungkidul
Keindahan alam Yogyakarta memang tak pernah ada habisnya untuk dinikmati. Menepilah sebentar dari keramaian kota Yogyakarta dan bertolaklah ke Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ada sebuah embung (telaga buatan) cantik yang terletak di atas bukit bekas Gunung api Purba Ngelanggeran. Embung Ngelanggeran yang terletak di Dusun Ngelanggeran Wetan, Desa Ngelanggeran, kecamatan Pathuk Gunung Kidul, patut dikunjungi wisatawan yang ingin melepas penat dan lelah. Letaknya masih berada satu kompleks dengan Ekowisata Gunung Api Purba Ngelanggeran.
Dari Kota Yogyakarta, perjalanan ke Embung ini ditempuh dalam waktu sekitar 30-45 menit melewati Jalan Wonosari. Akses ke Embung Ngelanggaran tidak sulit karena ada banyak papan petunjuk arah ke tempat ini. Masuk ke area, wisatawan akan disambut dengan pemandangan hijau kebun buah Ngelanggeran.
Sejauh mata memadang tampak hamparan pohon-pohon Duren, kelengkeng dan rambutan milik masyarakat setempat. Embung ngelanggeran berada di atas bukit Gandu. Sehingga wisatawan yang hendak menikmati keindahannya harus menaiki puluhan anak tangga dari tempat parkir. Tapi tak perlu khawatir akan capek, wisatawan hanya perlu mendaki anak tangga sekitar 10-15 menit untuk sampai ke puncak bukit.
Terik Matahari yang cukup menyengat dan tingginya anak tangga yang harus didaki akan terbayar lunas ketika sampai di atas bukit. Rasa lelah hilang seketika melihat jernihnya air Embung yang berwarna hijau tosca.
Coba putarilah seluruh sisi Embung. Arahkan pandangan ke bawah. Wisatawan akan bisa melihat dengan jelas pohon-pohon Durian atau Kelengkeng yang hampir panen serta batu-batuan andesit bekas larva Gunung Purba Ngelanggeran. Sementara di sisi Timur tampak gunung Api Purba Ngelanggeran berdiri dengan kokoh. Tebing-tebing batuan andesit berwarna coklat tua Gunung Api Purba masih jelas terlihat walau sudah tertutup dengan pohon dan tumbuhan hijau.
Jika tak kuat berjalan, beristirahatlah di Gazebo yang telah disediakan sembari menyeruput teh atau kopi yang dijual di warung –warung sekitar. Puas melepas lelah, wisatawan bisa mencoba menaiki belasan anak tangga lagi ke atas bukit kecil di sisi barat Embung. Dari Gazebo atas bukit, embung Ngelanggeran akan tampak seperti kolam renang cantik yang memuka. Ingin rasanya menceburkan diri ke dalam embung ini. Sayangnya pengunjung dilarang berenang di embung ini. Semilir angin pengunungan yang berhembus akan membuat pengunjung yang datang betah berlama-lama disini.
Waktu yang pas mengunjungi embung ini adalah sore hari sekitar pukul 16.00 hingga 18.00. Sebab pengunjung bisa melihat warna-warni langit senja Gunung kidul saat Matahari Terbenam (sunset).
Camat Pathuk Ambar mengatakan, Embung Ngelanggeran memiliki luas 0.34 Hektar dengan kedalaman 4 Meter. Air Embung berasal dari air hujan dan sumber mata air Sumurup. Awalnya embung ini dibangun sekitar tahun 2014 untuk mengairi kebun buah di desa ini. Namun keindahannya mampu memikat siapapun yang datang untuk mengunjungi. Hingga akhirnya pada tahun 2015 Embung Ngelanggeran mulai beken dikalangan para pelancong dan wisatawan.
Kini pengelolaan Embung Ngelanggeran dikelola oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam Karang Taruna dan Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis Ngelanggeran). Biaya masuk ke tempat ini cukup terjangkau hanya Rp 10 ribu per orang sudah termasuk tiket parkir.
Untuk menuju ke sana, wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi dengan mengambil rute Kota Yogyakarta- Jalan Wonosari-Pathuk atau Jalan Solo- Jalan Berbah-Jalan Wonosari-Pathuk.
Ikuti petunjuk jalan yang ada dan berbelok kirilah di perempatan Pathuk. Embung Ngelanggeran bisa juga dicapai dengan kendaraan Umum jurusan Wonosari-Jogja dari terminal Giwangan. Lalu turun di perempatan Pathuk dan dilanjutkan naik ojek. Sayangnya bisa kendaraan besar tak bisa masuk ke dalam karena jalan masuk yang sempit.
0 komentar: